Alkisah, menurut cerita dari mulut ke mulut, negeri Nusantara kita tercinta pernah kedatangan tokoh matematika terkenal yang namanya masyhur hingga saat ini. Ya, matematikawan terkenal itu dikenal dengan nama Pythagoras. Seorang matematikawan yang berasal dari negeri Yunani kuno. Sebuah negeri yang dikenal pernah melahirkan tokoh-tokoh berpengaruh dalam sejarah umat manusia.Mungkin cerita kedatangan Pythagoras ke Nusantara adalah sebuah kejutan dalam sejarah matematika. Sebabnya jelas, kedatangannya tidaklah pernah tercatat dalam sejarah perjalanan sang tokoh ke negeri-negeri di kawasan Asia yang ditulis bangsa Eropa saat ini.
“Anak-anak
sekalian, sebelum kita memulai pelajaran matematika hari ini, bapak akan
bercerita tentang tokoh matematika paling terkenal. Tokoh itu bernama
Pythagoras!” kata Pak Yudi di depan siswa-siswinya. Mendengar hal
itu, Tom sedikit terkejut, sebuah kebetulan yang tak disangka-sangka
karena ia telah sedikit membaca tentang Pythagoras.
Kebiasaan bercerita atau bahkan
mendongeng sebelum pelajaran adalah ciri khas Pak Yudi untuk menarik
minat siswa dalam pelajaran matematika. Sebuah kebiasaan yang sangat
langka, jarang dilakukan guru-guru lainnya.
Tom, Jerry, Udin, Safira, Rahma, serta siswa-siswi yang lain segera memperhatikan Pak Yudi.
“Pythagoras
hidup sekitar abad ke-enam sebelum Masehi. Dia dilahirkan di daerah
Samos, suatu nama kepulauan di negeri Yunani kuno. Pythagoras adalah
seorang yang cinta akan ilmu dan pengetahuan. Di masa mudanya, konon,
dia pernah melanglangbuana mencari ilmu ke negeri-negeri di belahan
timur negerinya,” Pak Yudi diam sejenak, menarik nafas. Para
siswa tampak diam memperhatikan, tak ada suara terdengar, tak berisik
seperti biasanya.
“Negeri-negeri
yang pernah disinggahi dan menjadi tempat belajar Pythagoras meliputi:
Mesir, Babylonia, India, hingga negeri China!”
Belum sempat Pak Yudi melanjutkan cerita, Tom segera angkat tangan. Lalu, ia menyampaikan sesuatu, “Pak,
tadi saya membaca buku di perpustakaan tentang Pythagoras. Menurut buku
itu, selain ke negeri-negeri yang bapak sebutkan tadi, Pythagoras juga
pernah datang dan menetap di Nusantara kita. Apakah itu benar, Pak?”
“Hmm…
barangkali benar. Sebab untuk sampai ke negeri China, salah satu jalan
yang ditempuh bisa melalui kepulauan Nusantara kita. Karena itu, bisa
jadi dia singgah, beberapa waktu menetap dan bahkan berguru di sini,” jawab Pak Yudi, mengira-ngira.
“Kalau benar Pythagoras singgah dan berguru di Nusantara kita, apa yang ia pelajari?”
tanya Udin. Rupanya ia ingin tahu apa saja yang bisa dipelajari
Pythagoras di Nusantara kita–negara Indonesia saat ini. Bukan Pak Yudi
yang menjawab pertanyaan Udin, melainkan Tom.
“Dari sekian banyak hal yang dipelajari, Pythagoras belajar tentang perkalian dengan bilangan 11,”
kata Tom. Lalu, setelah diminta Pak Yudi, Tom menjelaskan teknik
perkalian bilangan 11 yang dipelajari Pythagoras, seperti berikut.
Misalkan AB adalah sebuah bilangan terdiri dari dua angka, yaitu A dan B. Cara menentukan hasil perkalian AB x 11 adalah:(i) Pisahkan A dan B menjadi A … B(ii) Lengkapi titik-titik antara A dan B dengan hasil dari A + B.Contoh: Untuk menghitung 24 x 11 dengan cara di atas, maka caranya:(i) Tulis 2 … 4.(ii) Karena 2 + 4 = 6, lalu dengan menempatkan 6 pada titik-titik antara 2 dan 4, maka diperoleh 24 x 11 = 264.
“Wah, kereeeeeeeeen! Gampang sekali!”
kata Rahma, terpesona dengan cara yang dijelaskan Tom. Pak Yudi,
beserta sebagian siswa-siswinya pun terperangah dengan cara yang Tom
jelaskan!
“Sebentaaaaaar, tungguuuuuuu….,”
kata Safira, mengagetkan teman-temannya yang sedang terpesona. Tom,
Jerry, Udin, Pak Yudi dan yang lain tampak bertanya-tanya, kenapa Safira
tiba-tiba berteriak begitu.
“Tom, tadi kamu bilang, kamu membaca buku tentang Pythagoras di perpustakaan, ya?” tanya Safira.
“Iya, saya baca buku itu. Saya baca buku berjudul, ‘Rahasia Lembah Pythagoras: Warisan Matematika Nusantara‘,” jawab Tom, seraya menyebutkan buku yang tadi dibacanya.
“Bukan judul
bukunya yang saya tanyaaaaa….! Yang saya tanya, apa benar kamu membaca
buku di perpustakaan? Bukankah sekolah kita tidak punya perpustakaan?”
jelas Safira. Kontan saja, Tom kaget, tiba-tiba terjatuh di depan kelas.
***
Ternyata, kejadian di atas tidak
benar-benar terjadi. Yang nyata terjadi adalah Tom jatuh dari tempat
tidur, terbangun dari mimpi.
***
to be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar